Kamis, 12 Juni 2014

Teks Negosiasi



Pembelian Baju Pengantin

Penjual                        : “Selamat Siang bu, silahkan masuk.”
Pembeli                       : “Iya, selamat siang.”
Penjual                        : “Ada yang bisa saya bantu ?”
Pembeli                       : “Oh iya, disini ada baju pengantin muslim ?”
Penjual                        : “Oh iya ada, mari saya tunjukkan.”
Pembeli                       : “Iyaa.”
Penjual                        : “Ini bu, ada beberapa model yang bisa Anda pilih.”(menunjukkan beberapa lipatan baju pengantin)
Pembeli                       : “terima kasih. Saya sepertinya tertarik dengan baju yang ini.” (menunjuk salah satu baju pengantin)
Penjual                        : “Oh iya bu, itu model baru, ada beberapa pilihan warna juga. Ibu menginginkan warna apa ?”
Pembeli                       : “Saya ingin yang bewarna putih saja, apakah ada ?”
Penjual                        : “ Ada bu, ini silahkan Anda coba.” (menyerahkan baju)
Pembeli                       : “Wah bagus sekali, terlihat mewah. Baiklah saya coba dulu.”
Penjual                        : “Iya silahkan, disana ruang gantinya.” (sambil menunjuk)
Pembeli                       : “Mbak, sepertinya ukurannya kurang besar, apa ada yang ukuran L ?”
Penjual                        : “Oh iya ada bu, ini silahkan.” (memberikan baju)
Pembeli                       : “Sepertinya lebih nyaman dan sesuai ukuran badan saya yang ini.” (sambil membawa baju yang dimaksud)
Penjual                        : “Oh iya bu, jadi ibu mau ambil yang ini ?” (menunjuk baju)
Pembeli                       : “Iyaa, harganya berapa ya mbak ?”
Penjual                        : “Kalau ibu mau beli baju pengantin mempelai wanitanya saja, harganya Rp3.000.000. tapi kalau ibu sekalian mau beli sepasang dengan baju mempelai laki-laki, harganya Rp.5000.000.”
Pembeli                       : “Kalau baju mempelai wanitanya saja harga segitu tidak bisa kurang mbak ?  bagaimana kalau Rp2.500.000 saja ?”
Penjual                        : “Tidak bisa ibu, mungkin kalau harga Rp2.750.000, saya bisa lepas.”
Pembeli                       : “Kalau sepasang dengan harga Rp4.250.000 saja bagaimana ?”
Penjual                        : “Baiklah kalau begitu, harga Rp4.250.000 buat ibu. Ini notanya. Silahkan tanda tangan disini bu.”
Pembeli                       : “Baiklah, terima kasih. Ini uangnya, bajunya saya bawa ya?”
Penjual                        : “Iya bu, sama-sama. Terima kasih sudah berkunjung, Silahkan datang kembali. Selamat Siang”
Pembeli                       : “Terima kasih kembali. Siang juga.”

DIALOG ANEKDOT

BELAJAR TIDUR

                Seorang anak sedang menulis jadwal aktifitasnya sehari-hari di meja  belajarnya. Ayahnya yang berprofesi sebagai seorang dokter, baru saja pulang dari rumah sakit langsung menghampiri anaknya.
Ayah      : “Hai nak, ayah sudah pulang, sedang apa kamu ?” (sambil memeluk anaknya)
Anak        : “Hai ayah, iya ini aku lagi mencatat jadwal aktifitas sehari-hariku seperti yang dianjurkan ayah dulu, agar aku dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.” (menunjukkan tulisannya kepada ayah bahwa  pukul 19.00-20.30 waktunya belajar)
Ayah        : “ Waw, anak ayah hebat ! ayah bangga sekali sayang, karena kamu belajar lebih disiplin lagi. Semangat yaa..” (memberikan acungan dua jempol di tangannya sambil berjalan keluar kamar)
Anak        : “Iya ayah, aku ingin menjadi seseorang yang sukses nantinya, ya tidak beda jauhlah sama ayah.” (sedikit berteriak lalu tertawa kecil)
                  Pada hari-hari berikutnya ayah selalu memperhatikan aktifitas anaknya itu, namun ada sedikit keanehan yang ayah rasakan melihat sikap anaknya dan bermaksud menanyakannya.
Ayah        : “ Anakku sayang, bukannya ayah lihat kemarin dicatatan kamu pukul 19.00-20.30 adalah waktu untuk belajar ? tapi kenapa setiap jam belajar kamu selalu tidur ? katanya belajar disiplin, belajarlah apa yang diajarkan disekolahmu oleh guru-gurumu nak.” (Membelai rambut anaknya)
Anak        : “Ayahku sayang, justru aku adalah murid yang disiplin dan selalu belajar tepat waktu tentang apa yang diajarkan guru di sekolah.” (dengan penuh percaya diri)
Ayah        : “Tapi kamu malah tidur tiap jam belajar nak ! disiplin dimananya ?” (sedikit emosi)
Anak        : “Ya karena guruku selalu tidur tiap mengajar dikelas yah ! salahkah jika aku belajar tidur di jam  belajar ku ?” (sedikit berteriak)
Ayah        : “Astaga…. Lantas siapa yang salah? (Berbalik badan dengan menepuk dahinya)

Sabtu, 03 Mei 2014

Cara Membuat Baju Batik



             Kebutuhan hidup memang bermacam-macam. Sandang, pangan, dan papan adalah semboyan yang biasa digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Banyak yang dapat kita lakukan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Jangan hanya mengandalkan orang lain dalam hidup. Semua barang inginnya beli. Padahal tidak ada salahnya jika Anda mau mencoba memproduksi sendiri.
            Waktu senggang yang Anda miliki janganlah disia-siakan dengan tidur dan bermalas-malasan saja. Anda harus mencoba hal-hal baru yang menarik untuk mengembangkan kreatifitas dan ide-ide inovatif Anda. Memanfaatkan waktu untuk memproduksi barang kebutuhan sendiri misalnya. Membuat baju batik bukan ide yang buruk kan? Jika Anda termasuk orang yang punya ide kreatif dan punya banyak waktu luang, cermati beberapa tips membuat baju berikut ini.



1.Memastikan ukuran pola pakaian
            Ukuran yang kita ambil dapat sesuai dengan yang Anda kehendaki. Ukuran-ukuran yang diperlukan biasanya antara lain, lingkar badan, lingkar pinggang, panjang punggung, lebar punggung, lebar dada (muka), panjang bahu, lingkar kerung lengan, lingkar leher, panjang muka, panjang lengan, dan panjang pakaian.
 

2.Pemotongan bahan
           Pemotongan bahan dipotong per pola sesuai pola pakaian. Ukuran yang dipakai adalah hasil  pengukuran pada tahap awal.


3.Penyatuan pola pakaian
           Setelah seluruh bahan telah dipotong sesuai pola, maka langkah selanjutnya yaitu menyatukannya dengan mengobras serta menjahitnya.


           Dalam proses pembuatan batik, ada beberapa alat dan bahan yang harus Anda sediakan seperti Alat dan bahan,yaitu kain yang sudah berbentuk baju, canting, gawangan (tempat untuk menyampirkan kain), lilin (malam) dicairkan, wajan  dan kompor kecil untuk memanaskan, larutan pewarna alami. Jika alat dan bahan sudah siap, ikuti langkah-langkah berikut ini

1.Ngemplong
           Nyemplong adalah tahap paling awal sebelum pembuatan batik yaitu proses pencucian baju dengan air bersih dengan tujuan menghilangkan kanji yang masih menempel pada kain. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan baju ke dalam minyak jarak atau minyak kacang denagn tujuan agar kainnya menjadi lemas dan daya serap kain semakin tinggi.
 
2.Mendesaign
          Buatlah  pola atau motif batik bisa dengan menggunakan pensil langsung digambar diatas baju, atau dengan cara menjiplak. Buatlah motif yang menarik dan berbeda pada setiap bagian baju. Seperti bagian muka, motifnya dapat digambar seperti apa yang diinginkan dan harus sesuai dengan proporsinya . Bagian lengan bisa berbeda lagi motifnya, dan bagian punggung dapat juga bermotif berlainan. Desaign bisa meniru contoh yang sudah ada.


3.Membatik
           Membatik merupakan tahap selanjutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain. Dimulai dengan melukiskan garis-garis tepi hingga mengisi pola dengan berbagai macam bentuk. Meskipun motif bermacam-macam, namun usahakan menggunakan malam warna yang senada atau serasi.
 
4.Nembok

Nembok yaitu proses menutupi bagian-bagian yang di inginkan dengan lapisan malam yang tebal untuk menjaga warna dasar kain. 

 5.Medel
            Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang Anda inginkan.


6.Mbirah
          Pada proses ini, malam pada baju dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam , kemudian bilaslah dengan menggunakan air bersih, setelah itu baju diangin-anginkan


7.Mbironi   

           Kemudian dilakukan Mbironi yaitu menutupi warna dasar dengan menggunakan malam atau mengisinya dengan motif tertentu.

8.Nglorod
Nglorod adalah tahapan akhir dalam proses pembuatan baju batik, yaitu dengan cara memasukkan baju kedalam air mendidih dengan tujuan melepaskan seluruh malam pada kain. Setelah diangkat,baju dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-anginkan hingga kering.
 
Nah, sekarang Anda sudah paham bagaimana caranya membuat baju batik sendiri. Tidak sesulit yang Anda bayangkan kan ? Sekarang sepotong baju batik yang indah karya istimewa Anda sudah jadi. Merupakan kebanggaan tersendiri bukan? Ayo jangan buang waktumu dan kembangkan kreatifitasmu ! Cintai produk Indonesia dengan gerakan tanganmu sendiri !